Senin, 01 April 2013

Return of Love chapter 2

Return of Love chapter 2
By : OnDee 
My fourth Romantic Story ^^
안녕하세요!
Jeoneun Dilla imnida. Oh, my nickname is OnDee –lol-. Okey I just want to say, enjoy this all. Sorry if you don’t like many word or what happened in my story, or you really don’t like the story after you read (I hope this is wrong ^^). But, this is just STORY what I writting. And I have many couple here. Remember! THIS IS JUST STORY, NOT REAL HAPPY READING !!!!

maaf telat share :D

“Tuan Muda menghilang! Cepat cari dia!” perintah seorang pria berpakaian hitam. Dia memerintahkan ke 4 bawahannya (bodyguard) untuk mencari Tuan Muda.
“Hah, hah, hah. Akhirnya, aku bisa lari. Tapi dimana aku bersembunyi?” pikir Tuan Muda itu yang mencoba bersembunyi dari bodyguard. Tiba-tiba dia punya ide untuk menyamar. Dia mengambil jaket lusuh dari dekat rumah orang lain lalu membuat rambutnya itu berantakan dan melumuri wajahnya dengan debu. Lalu dia melihat gadis lewat didepannya.
“Disini minimarket dimana ya?” ujar Han Yeol pada dirinya sendiri.
Lalu Tuan Muda itu menarik tangan Han Yeol. Kini mereka berhadapan dan dengan jarak yang sangat dekat.
“Tatapan matanya… begitu menyejukkan. Hangat…” pikir Han Yeol dalam hati.
Lalu Tuan Muda mengatakan “Please, help me.”
Han Yeol yang terdiam lalu terkejut, apa yang akan pria itu lakukan padanya.
Tuan Muda tanpa mengatakan apapun dan Han Yeol menjawab, dia mencium bibirnya…….
Angin musim semi di sore hari berhembus dengan tenang, rambut Han Yeol yang tergerai seakan menutupi apa yang mereka lakukan saat ini. Sampai bodyguard itu benar-benar pergi dan tidak menyadari itu Tuan Muda yang mereka cari, Tuan Muda menghentikan ciumannya. Lalu menatap gadis didepannya dan membungkuk meminta maaf.
“Aku, aku… Aku harus pergi.” lalu Tuan Muda berlari sejauh mungkin.
“Tunggu, Tuan!”
Lalu Han Yeol terdiam sejenak. Dengan wajah yang benar-benar polos, dia hanya bergumam pada dirinya sendiri.
“Dia, apa yang dia lakukan tadi? Apa, apa dia menciumku? Benar begitu? Aku bahkan tak tau yang dia lakukan. Hah,” keluhnya lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Matanya, aku ingat matanya dan tatapan itu. Aku akan mengingatnya, dan suatu saat nanti aku akan tanyakan mengapa ia lakukan itu padaku. Bahkan dia, ciuman pertamaku, dia mengambilnya, bahkan aku tidak mengenalnya. Haish!!!”
Han Yeol berjalan menyusuri jalan. Dengan rambut berantakan yang dia lakukan sendiri, dia terus memikirkan kejadian tadi dan dia terlihat begitu gelisah dengan kejadian yang benar-benar tak pernah dia inginkan bahkan yang ia bayangkan. Dengan sadar atau tidak, dia terus memegang bibirnya, rambutnya yang tergerai dibiarkan kusut terkena angin musim semi di sore hari. Sampai dia lupa dia di tengah jalan. Mobil dari arah utara melaju cepat dan hampir saja menabraknya. Mobil itu berhasil menghindar namun akhirnya menabrak pohon.
“Bitch!!!” keluh pria itu.
“Hah, hah, hah,” nafas Han Yeol tak karuan. Tubuhnya terkulai lemas di atas aspal yang keras. Ingin di angkatnya tubuhnya untuk berdiri namun tidak bisa, dia terlalu lemas.
Lalu terlihat seorang pria turun dari mobil. Dengan tatapan penuh kebencian di balik kaca mata hitamnya, dia berjalan ke arah Han Yeol. Sepasang sepatu hitam kini hadir di depan matanya, tentunya ada yang berdiri di hadapannya.
“Hey kau?! Kau ingin mati, hah? Kau pikir kau bisa seenaknya berjalan dijalan ini? Dan apa kau tak bisa liat, karna kau sembarangan berjalan, lihatlah ini! Bagian depan mobilku hancur karena menabrak pohon. Sekarang bagaimana caranya kau ganti rugi?” dia memaki-maki Han Yeol sembari menunjuk bagian mobil bermerk Hyundai yang rusak.
“Maaf aku tak sengaja, aku hanya, hanya sedang memikirkan sesuatu lalu lupa aku di tengah jalan. Maaf aku, sungguh tak sengaja!” jawabnya lalu tanpa sadar tubuhnya mergerak mundur seolah-olah menjauhi pria yang ada di hadapannya. Tapi keburu tangannya dipegang. Lalu ditariknya hingga berdiri dan pria itu menatap tajam mata Han Yeol.
“Kau kira akan semudah itu menghindar?” bentak pria itu. Semakin Han yeol menunjukan wajah bersalah, mata yang sudah dilepas kaca matanya itu semakin menatap tajam dan mendekat. Dilihatnya penampilan Han Yeol dari ujung kepala sampai kaki. Satu kata terlintas dalam pikiran pria itu, KUNO.
“Lihat saja penampilanmu, membuatku muak!”
“M-mworago?!”
Tatapan pria itu semakin dalam dan dalam. Pegangannya semakin erat membuat Han Yeol mengurungkan niatnya untuk memarahi pria itu. Matanya membulat seolah ingin menumpahkan air matanya namun entah dia tak bisa melakukannya.
“Kau, harus bertanggung jawab.”
“La-lalu, dengan apa, aku harus menggantinya?”
“Aku ingin kau mengganti sebesar 1.500.000 W0N (Rp sekitar 12 juta). Semuanya rusak, dan aku tak bisa pulang, semua karena kau!”
“M-mwo?! 1.500.000 Won? Aku, aku tak punya sebanyak itu.” Gumamnya. Wajahnya terliha bingung, takut, khawatir, semuanya bercampur dalam pikirannya.
“Tu-tuan, apapun asal, asalkan tak mengganti sebesar itu! Kumohon, aku, aku akan membayarnya dengan diriku, kau boleh memilikiku untuk jadi pelayanmu asal ,asalkan jangan ganti rugi atau mungkin kantor polisi. Kumohon, kasihani aku.” Han Yeol memohon tanpa berpikir sambil menangis. Di dalam pikirannya adalah tidak diperas untuk ganti rugi.
(melepaskan genggamannya) “Ok, aku pegang kata-katamu. Aku akan buat surat perjanjiannya. Berikan handphonemu sebagai jaminan.” Paksa pria itu.
“Haruskah handphoneku?”
“Tentu saja, apa kau tak dengar! Cepat berikan!”
“Ba-baiklah” lalu Han yeol menyerahkan handphonenya. “Kalau ada telepon dari siapapun, tolong jangan dijawab.”
“(masuk ke mobil) Eh kau, sampai kau bisa melayaniku, benda ini jadi milikku. Arasseo?” Ujarnya. Lalu ia terlihat menghubungi seseorang.
“Luhan-ah, bisa kau jemput aku? Di sini ada tikus kecil yang mengganggu laju mobilku dan aku tak bisa pergi. Cepatlah.” Dia mengakhiri obrolannya.
“Tikus? Kau bilang aku tikus?” tanyanya dengan nada sinis.
“Diamlah, yang salah kau, masih saja banyak bicara. Diam disini sampai aku pergi, baru kau boleh pergi. Mengerti?!” gertak pria itu.
‘N-ne, arasseo.” Jawabnya lirih.
“Aku pikir, di hari aku berpisah dengan ahjumma dan Baek oppa aku akan menemukan sesuatu yang baik juga, ternyata aku mendapat sesuatu yang tak kuduga. Benar-benar tak terduga.” Gumam Han Yeol.
“Mworago?” Tanya pria itu dengan nada tinggi.
“A-Aniya.” Jawab Han Yeol dengan penuh kepasrahan. Dia sudah benar-benar pasrah.
Sekitar 15 menit kemudian…. Seseorang yang bernama Luhan itu datang.
“Oh Sehun-ah, ada apa?” tanyanya.
“Mobilku bagian depannya hancur. Antarkan aku ke tempat yang menurutmu bagus untuk menghilangakan semua stressku. Dan kau.” Tatapan mata pria yang bernama Sehun itu seperti menghujam Han Yeol.
“Kita lihat, besok kita akan memulai segalanya.” Ujarnya, lalu Luhan melaju mobilnya dengan cepat.
Setelah jauh meninggalkan Han Yeol, Luhan memulai pembicaraan.
“Siapa dia?” Tanya Luhan.
“Pelayan baruku. Kita lihat saja besok. Dia akan terjerat dalam sarangku.”
“Ya Sehun-ah, dia korban ke 4, dan semua hanya bertahan sebulan. Dan aku masih tak punya rasa kasihan? Kau memang tak berubah.” Ujar Luhan terkekeh.
“Nama Goo Han Yeol. Lahir 12 Desember 1990, siswa SMA Ryeosong, hal paling disukai bunga dan semua musim, dan musim gugur, es krim dan senyuman, tidak lupa Kim ahjumma dan Baek Hyun oppa. Sekolah baruku, Greenleaf International High School, di surga untuk appa dan eomma, dan juga untuk oppaku yang lama menghilang.”
“Jadi, kau menyita handphone-nya? Caramu tak berubah. Dan apa tak salah dengar? Dia juga akan jadi murid di SMA kita? Hah jadi itu maksudmu mengatakan bahwa besok semuanya akan dimulai?”
“Tentu saja, itu bagian yang paling menyenangkan dari semua ini.”
“Baiklah, terserah kau saja. Jangan terlalu keras padanya, dia terlihat berbeda dengan yang lainnya.”
Pandangan Sehun sinis, “Ya, kau tertarik padanya?”
Luhan tertawa seakan meyakinkan Sehun bahwa pemikirannya itu salah besar.
“Kau bergurau, aku hanya mengatakan itu saja. Jangan tersinggung.” Jawab Luhan
Luhan membawa Sehun ke sebuah tempat hiburan ternama, apalagi kalau bukan discotic. Sedangkan Han Yeol hanya berjalan gontai memikirkan semuanya.
“Aiish, kenapa aku sial sekali hari ini? Berurusan dengan dua orang yang tak ku kenal? Haah…!”
***
Tuan Muda sedang memandangi danau dihadapannya. Matanya tak berhenti untuk memandangi burung-burung berterbangan di atas danau. Sesekali sebuah senyuman terlukis indah di bibirnya.
“Tuan Muda Kyung Soo! Kau, kau membuatku cemas. Hah, hah, hah. Dan ternyata kau disini.” Ujar seorang pria muda dengan jas hitamnya. Dia Nampak kelelahan.
“Bukankah aku bilang ingin pergi sendiri saja? Aku bisa jaga diri.” Jawab Tuan Muda yang bernama Kyung Soo.
“Bukan begitu tapi,…” lalu dipotong oleh Kyung Soo, “Tuan Lee Jong Hyun, kau tau usia ku berapa?” “19 tahun (umur Korea).” “Lalu umurmu?” “umur saya 25 tahun (umur Korea) Tuan.”
“Apa artinya kalau umur 25 tahun? Bukankah umur 25 itu masih muda? Ingin bersenang-senang juga bukan? Ingin kebebasan bukan? Aku tau kau ingin bersenang-senang diluar sana jika kau tak sedang mengawasiku seperti saat ini.”
“Maaf Tuan Muda, saya memang baru 5 bulan jadi pelayan pribadi Anda, tapi itu memang tugas saya. Maafkan saya.”
“Aku sudah 19 tahun, aku sudah beranjak dewasa. Kemanapun aku ingin pergi, aku bisa sendiri. Sekarang biarkan aku sendiri ditempat ini.”
“Baik, Tuan Muda. Maafkan saya. Saya akan menunggu di ujung jalan. Jika Tuan ingin pulang saya akan jemput kemari. Tapi Tuan ada satu hal, kulihat dari tadi kau memegang bibirmu, ada apa?”
“Oh, eh tidak tidak. Hanya, hanya ingin menyentuhnya saja. Bukankah bibirku sexi?” jawab Kyung Soo ingin menyembunyikan alasan yang sebenarnya.
Pelayan yang bernama Lee Jong Hyun itu hanya memasang wajah heran dengan jawaban yang tak wajar itu Tuannya yang bernama lengkap Do Kyung Soo.
“Terserah kau saja.” Gertaknya.
“Baiklah Tuan Kyung Soo.”
“Dasar ingin tau saja. Hah, tak seharusnya abeoji dan eommoni mengikatku seperti ini. Aku juga ingin kebebasan. Aah, gara-gara tadi bibirku jadi gatal. Tapi, tak seharusnya aku melakukan itu. Tapi, terlanjur terjadi. Dan itu adalah ciuman pertamaku. Tapi gadis yang tadi itu siapa?”
***
*Han Yeol’s House*
Malam ini bulan tak terlihat sama sekali. Cuacanya sedikit mendung tapi tak kunjung hujan. Sesosok tubuh tenggelam dalam selimut tebalnya. Wajahnya terus saja melukiskan kekhawatiran. Badannya berguling ke kanan, ke kiri tak karuan. Gelisah, semuanya tercampur menjadi satu. Dia sepertinya tidak bisa tidur tenang malam ini.
“Aish! Babo, babo! Hah, seharusnya aku bisa berhati-hati tadi. Tapi kenapa aku bisa ceroboh. Ah aigoo..”
#backsound : 4MEN&MI-Here I Am
Pandangannya kosong ke arah langit-langit kamar. Dia masih mencoba mengulang kejadian tadi. Jari-jari panjangnya satu per satu meraba bibir tipisnya. Kejadian itu juga yang mengusik pikirannya.
“Sebenarnya siapa dia? Kenapa hatiku saat itu merasakan sesuatu yang aneh, sperti aku tak bisa menolak perlakuannya. Sebenarnya ada apa ini?”
Dalam pikirannya terlintas wajah pria yang menciumnya tadi, kejadian bagaimana pria itu menciumnya lalu meminta maaf.
“Sepertinya pria itu pria yang baik. Dia menciumku tidak dengan nafsu atau berlebihan. Dia hanya sekedar menyentuh saja.”
Seulas senyuman terlukis di bibir tipisnya. Sesaat kemudian matanya terpejam, menepiskan kejadian buruk yang terjadi hari ini. Yang dia ingat hanya wajah pria itu.

*Kyung Soo’s House*
#backsound : 4MEN&MI-Here I Am
Mata bulatnya juga sedang memandang langit-langit kamarnya yang lebih besar dari kamar Han Yeol yang terkesan sederhana. Helaan nafasnya terdengar beberapa kali. Sepertinya dia juga tak bisa tidur karena memikirkan kejadian tadi.
“Sebenarnya gadis itu siapa? Apa dia merasa risih atau mungkin marah atas perlakuan ku? Hah, siapa ya dia...”
“Tunggu dulu, aku ingat wajahnya..”
Kejadian tadi terus berulang-ulang dalam pikirannya. Bagaimana saat dia mencoba lari, bagaimana saat dia bertemu dengan gadis itu, dan bagaimana dia menciumnya.

“aah molla! Aku tidur saja!”
Dia menyelimuti tubuhnya dengan selimut lalu terlelap.

Esok hari akhirnya datang. Pagi hari ini terasa suram, langit penuh dengan kepulan awan hitam. Padahal kenyataanya cerah ceria.
“Rasanya tak ingin pergi kesekolah,tapi….” Keluh Han Yeol sambil menunggu Baek Hyun. Dirinya mondar-mandir menunggu orangnya datang. Lalu beberapa saat kemudian, Baek Hyun datang.
“Han Yeol!” sapa Baek Hyun.
“Oh, oppa!” jawab Han Yeol dengan senyuman yang dipaksa.
“Ayo, berangkat.”
“Ne.”
Mereka berjalan bersama menuju sekolah masing-masing. Sampai depan gerbang sekolah baru Han Yeol.. 
“Aku antar sampai disini ya, annyeong~….” Baek Hyun terkagum melihat sekolah itu. Dia 
memasang ekspresi tak wajar.

“This wonderfull school!” seru Baek Hyun
“Hah,” Han Yeol menghela nafas. “Ne ne. sudahlah sana pergi. Eeh jangan pasang wajah seperti itu lagi atau tengak tengok, malu dilihat yang lain oppa.”
“Okay okay. Aku pergi ya. Tapi Yeol-ah,”
“HM?”
“Kemarin aku tak bisa menghubungimu. Kau sibuk?” ujar Baekhyun dengan wajah penuh kekhawatiran.
“Ne oppa, aku, aku sibuk kemarin. Mianhae.”
“Ya sudah. Take care” Jawabnya singkat lalu berjalan begitu saja.
“Huh, untung saja dia tak tahu yang sebenarnya. Semoga tak ada hal aneh yang terjadi.” Ucapnya penuh harap. 
***
Di kelas 2-1, salah satu kelas unggulan.

“Kyung Soo-ya! Kyung Soo-ya! Aku mendengar ada siswi baru!” ungkap Su Ho dengan wajah berseri-seri.
“Su Ho-ya, darimana kau tau?” Tanya Jong In.
“Tentu saja, aku tadi melihat Tae Yeon seonsaeng dengan seorang siswi dengan pakaian berbeda berjalan menuju ruang guru pagi tadi. Kulihat dia manis juga.”
“Hah kau,” sahut Kyung Soo.
Jong In mendekati Kyung Soo. “Kulihat semakin hari hubungan kalian semakin memburuk.”
“Aku juga tidak tau. Dia seperti itu sejak kematian appanya.”
“Ne. ara..” jawabnya lalu menoleh kearah Sehun, lalu berbalik menatap Kyung Soo lagi.
“Aku ke toilet dulu.” Sahut Kyung Soo lalu pergi
Beberapa siswi perempuan membuat obrolan hangat di pojokan. Siswi bernama Krystal Jung itu terkenal karena dia adalah salah satu anak dari orang terkaya di Korea Selatan serta keluarganya salah satu dari 4 orang pendiri sekolah itu 5 tahun silam. Selain itu, dia cantik dan besar selama 14 tahun di Amerika bersama kakaknya, Jessica Jung yang juga di SMA yang sama. Mereka adalah 2 bersaudara yang paling terkenal karena cantiknya dan kekayaan mereka yang begitu melimpah. Tapi tentu saja ada akibat dari 2 hal itu yang membuat sesuatu yang buruk. Tentu saja kesombongan. 
“Kau tau, kurasa Sehun akan menyukaiku.” Ungkap Krystal dengan percaya diri. “Kau lihat saat dia menatapku? Penuh arti!”
“Ahh kau beruntung sekali.. Krystal kau sangat cantik, Eonnimu juga, Jessica sangat cantik. Kalian berdua berasal dari Amerika, sangat sempurna.” Puji Choi Han Ah, anak dari model terkenal di Perancis, Lydya Kim ibunya yang berdarah Korea-Perancis-Jerman dan ayahnya Choi Myung Jeok seorang sutradara yang sudah terkenal di Amerika untuk menyutradarai 5 film Hollywood ternama.
“Of course,” berjalan ke meja Sehun, “Bukankah begitu, Sehun-ah?”
“Aku tak punya waktu untuk menjawab pernyataan konyol darimu.” Jawab Sehun sinis. Lalu dia melanjutkan membaca novel berbahasa Perancis berjudul “Death Song for You, Mom”
“Sehun-ah! Napeunom!” jawab Krystal lalu kembali ke tempat duduknya dengan wajah tanpa senyum.

Lalu Tae Yeon seonsaengnim masuk ke kelas
“Annyeonghaeseyo. Harap tenang sekalian. Saya akan memperkenalkan seseorang. Dia seorang siswi baru.”
Semua berbisik-bisik tentang anak baru yang datang.
“Sepertinya ini akan jadi menarik, benar kan Sehun? Dia terperangkap di tempat yang kita harapkan.” ujar Luhan. Dia duduk di samping Sehun yang sedang membaca buku berbahasa Prancis.

Setelah itu, Han Yeol masuk ke ruangan kelas dan berdiri di depan semuanya.
“Nah, kenalkan, teman baru kalian.”
Satu persatu tatapan mata menghujam Han Yeol. Lalu sepasang mata terlihat dari balik buku, tersenyum sinis.
“Namaku, namaku…..”
Belum sempat menyebutkan nama, Kyung Soo datang dari toilet, dan….
TO BE CONTINUED………